Minggu, 09 Desember 2012

Razka's 1st Drumband Performance

Award and Punishment

Razka in style :)
Razka sudah besar sekarang. Sudah 5 th. 5 bln. dan duduk di kelas TK B. Mungkin tidak mencengangkan, tapi bagi kami "he's so amazing". Perbendaharaan kosa kata dan kalimatnya terkadang membuat kami menelan ludah, antara geli karena lucu atau juga tertohok hehhehehe...

Tapi banyak juga hal yang membuat kami, terutama saya geram.
Contohnya saja, kejadian kemarin. Razka ikut dalam grup drumband sekolahnya, dan setelah berlatih beberapa kali, kemarin adalah saatnya lomba.

Dia begitu bersemangat menanti hari lomba tiba.

Sejak pagi saya sudah persiapkan segala keperluannya. Tiba di tempat lomba pun, ia begitu bersemangat.

Tepat beberapa menit menjelang tampil, dia mewek dan mengaku capek, sebagai ibu --seperti ibu lainnya-- saya coba bangun semangat dan memotivasi dengan membujuk dan memberikan iming2. Setidaknya berharap Razka mampu menahan kelelahannya dan mau tampil dengan baik.

Saya pun berusaha berdiri sedekat mungkin agar Razka tak merasa sendiri. Namun semua usaha itu mental, dia tetap mewek, dan kesabaran saya begitu tipis, agar tidak mbludak menjadi kemarahan saya berusaha menahan diri dengan mencoba tetap tersenyum. Tapi Razka tetap tidak bergeming dengan sikapnya, mogok tampil dan --jelaslah-- tidak fokus.

Waktu penampilan yang hanya 5 menit itu, akhirnya dilalui dengan setengah hati oleh Razka. Setelah berganti kostum, mendadak Razka ceria dan bersemangat kembali karena kini adalah waktunya bermain. Namun akibat penampilannya yang buruk dan tidak koperatif, terpaksa saya memberikan berupa penegasan atas apa yang menjadi alasan Razka ngambeg tadi.

Alasannya CAPEK yang digunakan ketika akan mogok tampil, maka saya tidak membolehkannya mengikuti permainan lain, sehingga harus PULANG.

Memang terdengar tidak adil, tapi saya ingin Razka tahu bahwa setiap lisan dan tindakan akan mengundang risiko. Dia harus belajar apa itu konsekwensi yang harus ditanggung dan mengapa.

Meski dia ingin tetap bermain dan mengikuti keseluruhan agenda bersama teman-temannya, dengan pengertian yang saya berikan, akhirnya Razka pun berkenan menjalankan punishment yang harus diterimanya.

Maafkan bunda ya nak.... tapi you are not a baby anymore, you have to learn much about this life.

Semoga kelak kamu memahami semua sikap dan lisan bunda ya...

Love u smart boy *muach muach*

#kabarnya grup TK Pandawa meraih Juara I, selamat ya... tapi maaf karena Razka tidak tampil dengan baik.











Selasa, 21 September 2010

Dibuang aja

Pada suatu Sabtu sore, kebetulan kami tidak memiliki acara keluar. Seperti biasa kesempatan ini saya manfaatkan untuk beberes kamar. Dengan senang hati Razka turut membantu bundanya -apa malah ngerecokin ya?-. Satu persatu saya tumpuk rapi CD film yang berserakan, begitu juga handuk kecilnya Razka. Bon-bon belanja saya buang.

Tiba-tiba Razka menemukan plastik kresek yang terlipat rapi. "Bun, pastik ini dibuang ya" tanyanya meminta persetujuan saya. "Jangan nak, itu masih bersih. Taruh di belakang aja" saya memintanya membawa ke tempat plastik di belakang, agar suatu ketika plastik tersebut bisa digunakan Mbak Yanti sebagai alas sampah. "Bun, nih sudah ada muntah aku" ujar Razka tenang sambil menyodorkan plastik tadi yang ternyata diludahi terlebih dulu. Belum sempat komentar, plastik tersebut langsung ia buang ke tempat sampah.

Niat banget sih buang tuh plastik, sampai nemu aja akal agar plastik tersebut berada di tempat sampah. *Glek*

Kamis, 02 September 2010

Gak mau makan

Kasus "Gerakan Tutup Mulut" alias gak mau makan untuk anak usia batita memang bukan hal baru. Ini sudah menjadi problem utama para ibu. Bikin pusing, kalut, dan panik ibu-ibu. Masalah ini merupakan sasaran empuk para produsen untuk menciptakan varian produk suplemen anak. Saya termasuk salah satu korbannya. Paling tidak bisa sedikit meredakan kepanikan saya bila Razka, si 3 tahun yang wonderful ini melakukan aksi GTM. Lama kelamaan saya berpikir, ketergantungan terhadap suplemen juga tidak baik. Meski iming2nya terbuat dari bahan-bahan alami.

Saat ini saya sudah tidak lagi sering memaksa Razka untuk makan. Kalau memang dia sedang enggan, maka saya akan mendiamkannya sampai rasa lapar itu sendiri yang membimbingnya minta makan. Semoga saya tidak terdengar sebagai ibu sadis ya...

Apalagi sekarang, Razka sudah pinter menjawab. Jadi cara-cara memaksa bukan lagi suatu cara yang jitu. Seperti pagi ini, Oma tersayang menanyakan menu apa yang Razka inginkan. Jawabannya malah "aku gak mau maem oma... aku sudah gemuk". Oma pakai cara lain "ini bisa bikin kurus", eh kok dengan cepat dijawab lagi "aku gak mau kuus".

Phew.... oma speechless dan berlalu pergi...

Rabu, 01 September 2010

Sholat

Ini lagi upaya mencari perhatian yang 'menyebalkan' dari my lil Tiger. Sepertinya dia punya jiwa pengatur yang belum pada tempatnya. Lebih tepatnya keras kepala mungkin ya....

Orang yang di dekatnya harus ikut 'petunjuk' dan 'arahan'nya. Terutama saya, oma dan mas Raul. Hal yang paling sering dilarangnya apabila kami akan melakukan adalah makan, mandi, pipis, pupup, merem dan sholat.

Saya sering katakan bahwa hal-hal tersebut di atas tidak boleh dilarang, karena merupakan hak azasi seseorang *dia ngerti gak ya?*. Saya juga bilang Allah akan marah kalau kita gak sholat. eh dia malah bilang gini "Bunda jangan owat, bia dimaain Awoh". Grhhh kok membiarkan bundanya dimarahin Allah. Wong sholat aja dosa bundanya masih banyak. Gimana sih?

Kemarin pun demikian. Akhirnya agar bisa sholat dengan nyaman, saya ajak dia sholat juga. "Ayo kita sholat bareng aja". "Aku udah bun". Wah bangga saya... karena biasanya dia hanya mau sholat Jumat, karena ke masjid. "Kapan nak? kok bunda gak liat?". "Udah bun, aku udah penah" jawabnya yakin. Hah??? *garuk-garuk kepala*

--awas ya nak, kalau sudah besar gak boleh jawab seperti itu lho...--

Aku, Anak Macan

Gak tau kenapa, akhir-akhir ini Razka suka banget gigitin badan, tangan, kaki orang. Pertama-tama sih geli. Lama-lama kesel juga, sakiiitttt. Apalagi kalau dia curi-curi gigit, lha yang digigit kan selain sakit juga kaget.

Huh, sudah sampe ubun-ubun nih. Akhirnya saya tanya aja "Razka, kenapa sih suka gigit-gigit orang gitu" dan jawabnya "Aku kan anak acan, aku kuwang daging". Hah... film apalagi nih yang menginspirasinya. Terus dia ndusel-ndusel bundanya sambil mengeong "Kok anak macan mengeong?". "Kan maih ketil bunda..." dia beralasan. Jiaaahhh adaaa aja.

Sejak memproklamirkan diri sebagai Anak Macan, maka setiap minta tolong atau memanggil saya jadi "Bunda Acan", doooohhhh.... padahal beberapa bulan lalu dia bilang kalau dirinya adalah Ikan Baakuda [Ikan Baracuda]. Besok apalagi ya sebutannya????

Anyway, I love u, Lil Tiger. *always*

Selasa, 31 Agustus 2010

Takut pada apa?

Akhir pekan bersama Razka tuh sangat 'mengasikkan', badan dan raga saya seperti "berolahraga", kata yang tepat untuk menunjukkan betapa dinamisnya kebersamaan kami *nyengir*.

Mau tau kenapa saya sebut demikian? karena setiap waktu bersamanya saya perlu lari kesana-kesini, mandi, main petak umpet, kejar-kejaran, kuda-kudaan, uncang-uncang angger, sampe pake baju aja saya perlu ikutan loncat-loncat dan guling-guling menangkap kedua kakinya, doooohhhhh..... belum lagi ada aja celotehannya yang bikin emosi saya karu-karuan, tergelak, senyum simpul, terheran-heran bahkan sedikit naik pitam, phew....

Saya tau kok ini bukan hanya terjadi pada saya, tapi juga semua ibu yang punya anak batita hehehe cari temen ach...

Nah paragraf yang di atas itu bagian pembuka ke-seru-an kami ya... Sebenernya sih intinya adalah bagaimana saya memanfaatkan momen "bunda & anak" ini. Gak setiap waktu Razka enak diajak ngobrol, kalau lagi males atau gak tau jawabnya gimana, dia pasti melengos atau 'nylimur' bundanya dengan hal lain. Tapi di kala dia lagi mau diajak ngobrol ini saya berusaha mengulik apa yang dia rasakan. Salah satunya adalah rasa ingin tau saya akan reaksi sebenarnya kalau saya lagi 'bertanduk' *WTKdeh*

Bunda: mas Razka tuh takutnya sama apa sih?
Razka: emmm... aku atut ama anjing bunda, ama kucing gak, aku uka ayang-ayang...
Gini nih kalau lagi doyan ngomong, yang gak ditanya juga dikasih tau. Bundanya sih ngangguk-nangguk sok pengertian padahal penasaran setengah mati.
Bunda: selain binatang, apa lagi?
Razka: Guajaaahhh bunda *mulut menyot-menyot*
Grrhhhh sambil menahan geram karena belum dapat jawaban yang diinginkan.
Bunda: maksud bunda takut gak sih kalau bunda lagi marah? --gak sabar, akhirnya kasih clue--
Razka: Gak!
jawabannya pendek tapi ekspresinya itu loh... nggemesin
Bunda: Kalau bunda marah sambil melotot?
Razka: Gak bundaaa....
Bunda: masih maksa, Kalau bunda marah sambil melotot dan suara keras?
Razka: Gak
dijawab dengan pasti dan mata keryip-keryip
Bunda: Kalau ayah yang marah?
Razka: Gak uga... *nyengir mesem, mata menyipit* aku atut sama kecoak, tikus, hemto [hamster].
Jawaban ini seolah menegaskan bahwa Razka takut terhadap beberapa jenis binatang... heheheh iya iya gak tanya lagi deh....

Akhirnya saya nyerah, memang bukan berharap dia takut sama ortunya tapi saya bertanya karena saya berharap Razka menyadari bahwa ada kalanya bunda dan ayah bisa menjadi "monster" yang perlu 'ditakuti penuh respek'. Yang paling penting adalah bahwa jawaban Razka bisa menjadi lahan introspeksi saya. Syukur-syukur kalau dia jawab, bahwa dia takut sama Tuhan hehehe.... anak umur 3 tahun gitu loch....

Tapi sudahlah.... saya sebenernya juga tau kok kalau Razka punya cara sendiri untuk menunjukkan rasa hormat dan sayangnya terhadap kami, kedua orangtuanya. Mungkin juga Razka belum bisa jawab secara akurat, belum waktunya heheheh.... --inget... jangan peram tumbuh kembangnya--

*Amiin*

Rabu, 28 Juli 2010

Sleep in style

Ternyata mom and son ini memiliki gaya tidur yang sama di suatu waktu.
Captured by ayah yang belum tidur, pada malam 24 Juli 2010.
Bedanya yang satu tidur tenang, yang satu tidur mikir [u know which one is] :p

Look how cute they are..... ;p