Sabtu, 07 Februari 2009

Corat-coret


Siapa bilang corat-coret dilarang? Lalu bagaimana kalau yang melakukan adalah anak kita sendiri?

Hmmm corat-coret yang seperti apa dulu nih? Kalau yang melakukan si batita masak dilarang? Kan ketika dia melakukan aksi ini, sebenarnya dia sedang melatih motoriknya seperti gerakan jari-jari tangan, otot mata, dan konsentrasinya. Wah kalau sampai dilarang berarti kita sedang menghambat perkembangannya dong... Jangan ach.

Orang tua khawatir rumah kotor, jarinya tertusuk ujung alat tulis yang tajam, atau bahkan memakan alat tulisnya? Hal ini sangat wajar, tapi ada cara menyiasatinya.

Beri si batita ruang tempat khusus untuk melakukan aktivitas corat-coret ini, kursi dan meja kayu kecil, kertas-kertas bekas yang dibaliknya masih polos, alat tulis yang tidak mengandung zat kimia berbahaya. Hal ini tidak saja membuatnya bebas berekspresi tapi juga melatih kedisiplinannya. Selain itu simpan atau dokumentasikan semua hasil karyanya. Sehingga membuat anak merasa diapresiasi. Anak yang dihargai tentu akan menghargai dan akan mematuhi pula semua aturan yang kita berikan dengan senang hati.

Razka, si 18 bulan ini juga lagi gemar corat-coret lho... Lucu dan menggelikan deh bila melihat ekspresi seriusnya setiap melihat kertas dan alat tulis tergolek, langsung dia tarik kursi dan meja kecilnya, duduk manis, spontan jari-jari mungilnya menari dan membuat goresan-goresan tak jelas di atas kertas. Urek-urek jadilah uliran nglunter-nglunter bak benang kusut, heheheh.... gak apa kok, it’s your masterpiece hunny.

Corat-coret, corat-coret...
Hobby Razka sekarang.

Corat-coret, corat-coret...
Lihat saja gayanya

[lagu Colak-colek, yang dipopulerkan oleh Camelia Malik]