Rabu, 09 Desember 2009

"Mattawot"

"Bunda.... mattawot, mattawot" Razka merengek
"Mattawot..." mulai deh mengiba
Hal ini selalu dilakukan setiap kali kami melalui...

INDOMARET!!!

Halaahhhh :p


*jauh panggang dari api*

Kamis, 03 Desember 2009

Sekuntum Bunga Sepatu

"Bunda....." teriak Razka berlari masuk dari jalan-jalan paginya.
"Iya nak...." jawabku tak kalah seru.
Tubuh setengah gempalnya hampir saja menubrukku, saking cepatnya berlari seraya mengulurkan kedua tangan mungilnya ke arah ku. Dan... "Ini" ujarnya polos. What a surprise.... Razka memberikan sekuntum bunga sepatu yang sudah pasti dipetiknya dari koleksi rumah tetangga :D

"Thank you so much baby. Uch so sweet. You really my good boy" ujar saya berseri-seri dan 'mbrebes mili'. Razka tersipu malu dan ngeloyor pergi.
Semenit kemudian Razka berbalik ke tempat saya berdiri takjub dan dengan wajah polos berkata "Mbang bawa, wat oma aja" (baca: kembangnya di bawa buat oma saja) GUBRAK saya ke-ge-er-an :p

Ternyata tadi cuma simulasi ya, batin saya. Baiklah nak, mari bunda antar Razka ke rumah oma, seperti biasa setiap pagi. Gak apa, bunda berbesar hati kok. Memang bunga itu seharusnya buat oma. Sebagai tanda terima kasih bunda pada oma atas keikhlasannya menjaga Razka setiap hari.

Saya yakin hal seperti ini juga sering terjadi pada ibu bekerja yang mempercayakan pengasuhan buah hatinya pada orang tua, mertua atau siapa saja yang dipercayanya. Dan kerelaan ibu bekerja untuk membagi cinta anaknya pada "sang pengasuh". Serta kebesaran hati menerima kenyataan bahwa terkadang si anak lebih 'lulut' pada 'pengasuhnya'.

say it with flower :)