Rabu, 15 April 2009

Opname 14 jam

Demam tinggi yang mendadak menyerang Razka, Kami 9 April lalu, membuat ayah bundanya cukup panik, obat panas yang diberikan tidak juga menurunkan suhu tubuhnya, belum lagi telapak tangan dan kaki Razka semakin pucat dan dingin.

Jam 10 malam, Razka bunda bawa ke UGD RSI Bintaro. Setelah mendapat obat penurun panas suppositoris [dari anal] Alhamdulillah Razka bisa tidur meski tidak nyenyak.

Jumat, 10 April ini, ayah bunda sudah menyiapkan bekal untuk berlibur di Ancol seperti yang telah direncanakan dengan keluarga Tante Novi jauh-jauh hari. Tapi apa daya suhu tubuh Razka bukannya semakin turun, 39,6 derajat celcius, angka yang tertera di termometer telinganya. Bunda berikan lagi obat penurun panas dan bunda memutuskan membawa Razka ke dokter karena sekarang tubuh Razka menggigil dan bergetar.

Dokter menyarankan untuk tes darah dan perawatan Rumah Sakit untuk menurunkan suhu tubuhnya serta tambahan cairan agar tidak terjadi dehidrasi.

Jam 10 pagi, tgl 10, bulan 4, tahun 2009 Razka dapat kamar 310. Keputusan untuk dirawat sebenarnya bukan hal yang mudah karena bunda khawatir Razka malah gak bisa tidur karena gak suka dengan ruangannya. Sebagaimana bunda ketahui Razka paling benci dokter, rumah sakit, dan tukang cukur.

Benar saja... Razka sama sekali tidak mau masuk kamar dan menyentuh tempat tidur, apalagi setelah diinfus, Razka makin benci sama para perawat. Tapi bunda, ayah dan oma, masih berbesar hati agar beberapa saat lagi Razka sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya, ini semua demi kesehatan dan kebaikan Razka.

Razka semakin stres dan paranoid setiap melihat suster berlalu-lalang, dan gak mau tidur meski kami tahu sudah ngantuk berat, akhirnya dengan digendong dan menggeret-geret tiang infus, bunda dan oma bergantian mengajak Razka jalan-jalan keliling bangsal rumah sakit.

Duh.... kaki, tangan dan mata kami sudah mulai pegel nih. Jam 10 malam, kami minta infus Razka dibuka dulu sampai Razka bisa tidur, dengan terlebih dahulu mengajak jalan Razka dengan mobil, akhirnya Razka tidur.

Ach.... lega deh, oma bisa bobo, ayah bisa baca majalah, bunda bisa nge-net. Gak sampai 1 jam kemudian, ada pasien baru di sebelah, kretek-kretek, dan taraaa.... Razka bangun. Kehebohan baru dimulai Razka langsung minta gendong dan minta keluar kamar. Muter-muter ruangan lagi, slimur sana-sini, tetap aja merengek.

Akhirnya bunda memberanikan diri untuk minta pulang saja, apalagi cek suhu terakhir sudah 36, back to normal lah. Ngerayu suster, dokter, dan twink-twink Razka boleh pulang dengan catatan besok pagi kalau demam tinggi harus balik kontrol dokter lagi.

Sabtu, tepat pukul 2 dini hari kami boyongan pulang. Sampai rumah, Razka langsung tidur pulas...

Ooocch... liburan batal, opname juga setengah-setengah, tapi syukur Alhamdulillah hasil tes darah tidak menunjukkan DB maupun Thypus. Razka pun sudah mulai bertingkah dan teriak-teriak lagi. Yak... sudah sehat ya nak...

Kini.... giliran para ortu tepar... Zzzzzzzz.....