Jumat, 25 Juni 2010

Toy Story, the friendship story

Saya jatuh cinta dengan cerita dan penokohan film besutan PIXAR ini sejak sekuel pertamanya. Sarat dengan pesan moral akan persahabatan, kasih sayang, berbagi, cinta dan long lasting supportive. What good movie!!!!

Ini yang ingin saya tularkan kepada Razka, sejak dini, dan kelak selalu melekat dan menemani setiap sesi perjalanan hidupmu nak.... Bagaimana pengalaman hidup bundamu ini telah mengajarkan banyak hal, meski mungkin orang lain melihat sosok bunda adalah seseorang yang sangat biasa dan belum sukses tapi bunda gak pernah putus asa untuk selalu menjadikan perjalanan hidup ini sebuah sekolah seumur hidup. Mengeruk informasi dan melihat pengalaman hidup orang lain sebagai pelajaran bagi diri sendiri. PENTING dan HARUS nak.

Ini sinopsis ceritanya, bunda unduh dari Kapanlagi.com dan sumber lainnya.

KapanLagi.com - Pemain: Tom Hanks, Tim Allen, Joan Cusack, Don Rickles, Wallace Shawn, John Ratzenberger, Estelle Harris, Ned Beatty, Michael Keaton, Jodi Benson
Di tahun 1995 lalu, Pixar Animation Studios mengajak kita untuk bertualang ke negeri mainan dengan munculnya TOY STORY yang memukau. Tak hanya soal animasinya saja yang top quality, para aktor kawakan seperti Tom Hanks dan Tim Allen pun dipercaya untuk mengisi suara film yang berhasil mengeruk keuntungan besar buat Pixar ini.
Empat tahun kemudian sekuel pun diluncurkan dan masih menggunakan Tom Hanks dan Tim Allen sebagai pengisi suara. Bagian kedua ini pun tak kalah suksesnya dari sisi penjualan. Film ini pun masih tetap mengusung tema petualangan koleksi mainan milik Andy yang digambarkan hidup layaknya manusia.
Kini berselang hampir sepuluh tahun dari bagian kedua, Pixar kembali mencoba mengulang dua sukses sebelumnya dengan menawarkan konsep yang masih tak jauh beda dengan dua bagian sebelumnya. Jeda sepuluh tahun membuat Pixar harus menyesuaikan alur cerita. Kini digambarkan Andy sang pemilik koleksi mainan termasuk Woody (Tom Hanks) sang koboi dan Buzz (Tim Allen) sang astronot akan masuk kuliah dan bermaksud menyumbangkan seluruh koleksi mainannya pada sebuah children day care (tempat penitipan anak). (kpl/roc)
Andy akan masuk kuliah sehingga mainannya, termasuk Woody (Tom Hanks) dan Buzz (Tim Allen), akan diletakkan di loteng. Sebelum mereka bisa diletakkan di loteng, mereka tanpa sengaja dibuang dan diambil oleh tukang sampah.Woddy dan teman-teman kemudian sampai ke sebuah pusat penitipan anak, disana lalu mereka harus mencoba bertahan hidup dari bermain-main. Lalu kecerobohan dari anak-anak pra-sekolah membuat Woody berpisah dengan teman-temannya.Woody berusaha untuk menyelamatkan teman-temannya dan menemukan diri mereka di rumah baru, tetapi problem muncul karena Buzz tiba-tiba rusak sewaktu berusaha melarikan diri. Woddy mencoba untuk me-reset Buzz, tetapi akhirnya malah membuat dia kembali ke versi spanyol.Read more: http://www.bloggerceria.com/2010/02/toy-story-3-sinopsis-trailer-film-toy.html#ixzz0rpPSJnK5

Dan ketika ada kesempatan cuti sehari karena ada suatu urusan, bunda ajak Razka ditemani Raul, Tante Na dan Oom Adi nonton film favorit ini di PIM1. beruntung Razka sudah pernah lihat 2 sekuel sebelumnya di video sehingga bunda tidak terlalu repot menceritakan dari awal ya nak, hehehehe.

Tokoh favorit Razka adalah Buzz Lightyear dengan kalimat jargonnya "to infinity and beyond...", kalau kata Razka "itipiti en beyon" xixixiiiii.... Buzz si robot space ranger ini memang selalu merasa sebagai seorang pahlawan yang akan melindungi angkasa dari tangan jahat kapten Zurk yang konon adalah ayahnya heheheh.... Buzz datang dalam kehidupan Andy dan sempat membuat Woody boneka koboy kesayangan Andy merasa tersisih. Meski akhirnya mereka menjadi sahabat sejati dan berjanji untuk selalu mendukung Andy, apapun yang terjadi.

Woody sendiri, adalah koboy yang berjiwa pemimpin dan setia kawan serta siap menghadapi segala tantangan demi sebuah kebersamaan. Dia telah menemani masa kecil Andy dan menjadi mainan kesayangan Andy, hingga Andy menjelang perguruan tinggi. Tapi apa daya, kebersamaan Woody selama ini dengan mainan lainnya telah membuatnya memilih jalan lain yaitu tetap bersama dengan kawan mainannya. Woody pun menyadari bahwa dia tidak dapat lagi bersama Andy selamanya. Woody merasa lebih berguna bila dapat menemani anak yang masih membutuhkan permainan seperti dirinya.

-No toys get left!!!!-

Jumat, 18 Juni 2010

Nobar: Oceans


Sabtu, 12 Juni lalu, bunda memenuhi janji mengajak Razka nonton film Oceans di XXI Plaza Senayan. Ini akan menjadi pengalaman pertama Razka nonton di bioskop, dengan film berdurasi 90 menit. Duh..... bundanya deg-deg an lho.... takut di pertengahan film nanti Razka minta keluar atau dia tidak nyaman dengan suasana bioskop yang gelap. Maklum Razka agak susah beradaptasi dengan lingkungan baru. Apalagi kami hanya berdua, tanpa ayah yang masih ikut seminar.

Masuk ruangan 10 menit sebelum acara dimulai, dag dig dug bunda dimulai, takut Razka keburu bosan. Filler film dan iklan yang ditayangkan serta satu kemasan popcorn dapat mengalihkannya dari rasa bosan. Tepat 12.45 film dimulai, DREEEENGGGG.... audio pembuka yang keras cukup mengejutkan. Duh.... bunda harus bisa menciptakan suasana menyenangkan nih, berusaha cerita ini itu agar perhatiannya tidak terfokus ke suara yang cukup memekakkan telinga dan membuat ruangan bergetar.

Debur ombak, pesona batu cadas serta seekor Iguana yang asik menyelam ternyata membuat Razka terpesona, apalagi diikuti atraksi ratusan lumba-lumba berakrobat di udara. Wow cantik nian.... Dari arah dasar laut ribuan ikan Sarden melenggok ke kanan ke kiri, berputar ke atas dan bawah, serta ratusan burung camar yang menukik bagai anak panah melesat tepat ke arah kerumunan ikan kecil berada. Subhanallah ini bukti bahwa Allah Maha Adil telah menjamin semua makhluk di alam semesta ini untuk mendapatkan rizkinya.

Bunda melirik ke arah Razka dengan sesekali menceritakan apa yang dilakukan makhluk dasar laut tersebut. Dia benar-benar takjub dan menanyakan setiap hal yang tidak diketahui bahkan komentarnya tak henti-henti. Beruntung di sebelah kami duduk seorang anak laki berusia sekitar 5 tahun yang cukup mahfum dengan nama-nama hewan tersebut. Sehingga setiap pertanyaan Razka yang tak bisa bunda jawab, dengan sukarela dijawab dengan lantang oleh --sebut saja-- si kakak di sebelah hehehe thanks kakak.

Film bergulir dan mulai masuk ke menit 60, Razka masih tekun memperhatikan setiap detik kemunculan fauna laut lainnya. Tidak saja menyorot kekayaan dan keindahan ikan-ikan kecil, namun kesabaran sang cameraman mampu merekam sisi lain dari hewan-hewan ini sehingga menampilkan angle-angle lucu dari polah tingkah para kepiting, udang, ubur-ubur, menjadikannya suguhan dokumenter yang humoris. Razka semakin terpesona ketika hadir sekawanan mamalia laut raksasa seperti paus biru, paus sperm, paus humpback dan paus orca, meski berbadan bongsor tapi paus-paus ini melenggang lembut dan anggun bak penari balet. Razka juga turut prihatin ketika sang orca melahap anjing laut kecil. "Bundaan edih, ayahan edih" maksudnya bunda dan ayahnya anjing laut sedih karena anaknya dimakan paus hitam oka --sebutan Razka untuk si Orca-- Meski menggambarkan tentang kekerasan hidup di dasar laut, namun dikemas dengan cara yang tidak vulgar. Benar-benar mengedukasi pemirsanya.

Selama film berlangsung, bunda pun terus menjaga "mood" Razka agar dapat menikmati jalannya cerita dengan baik. Alhamdulillah, Razka dapat melalui 90 menit tanpa keluhan maupun rengekan mengganggu lainnya. Seperti yang terjadi pada beberapa anak lain yang duduk di belakang kami. Meski diseling permintaan susu d*n*o* hangat, *teuteup buka gembolan berisi bekal termos dan botol susu* tapi tidak mengurangi keasikannya menyaksikan tayangan 90 menit ini.
Film ini tidak saja menyuguhkan kehidupan dasar laut namun juga bagaimana tangan kejam manusia dapat memusnahkan kehadiran hewan langka ini dari muka bumi. begitu juga memberikan kesadaran kepada manusia bagaimana sang predator dan mangsanya hidup berdampingan di dasar laut yang luas dan penuh misteri. Film ditutup dengan aksi sekawanan penyu betina mengarah ke pantai untuk bertelur. What a cute little turtle.

Hmm di usianya yang belum genap 3 tahun, maka pengalaman ini membuat bunda terharu sekaligus bangga. Jarang ada anak seusianya yang mau dan mampu dengan seksama menyaksikan film dokumenter. Terutama karena Razka sangat mengagumi makhluk ciptaan Allah ini. Diam-diam bunda berharap agar Razka tumbuh menjadi laki-laki yang tangguh, mencintai alam semesta, dan menghormati serta santun terhadap sesama. Semoga film ini akan menggugah Razka untuk terus mencintai dan menjaga kelestarian alam, juga terus menerus mengagungkan Sang Pencipta. Amiin.


Hingga hari ini Razka dengan bangga membagi cerita ini kepada siapa saja yang ditemuinya.