Rabu, 09 Desember 2009

"Mattawot"

"Bunda.... mattawot, mattawot" Razka merengek
"Mattawot..." mulai deh mengiba
Hal ini selalu dilakukan setiap kali kami melalui...

INDOMARET!!!

Halaahhhh :p


*jauh panggang dari api*

Kamis, 03 Desember 2009

Sekuntum Bunga Sepatu

"Bunda....." teriak Razka berlari masuk dari jalan-jalan paginya.
"Iya nak...." jawabku tak kalah seru.
Tubuh setengah gempalnya hampir saja menubrukku, saking cepatnya berlari seraya mengulurkan kedua tangan mungilnya ke arah ku. Dan... "Ini" ujarnya polos. What a surprise.... Razka memberikan sekuntum bunga sepatu yang sudah pasti dipetiknya dari koleksi rumah tetangga :D

"Thank you so much baby. Uch so sweet. You really my good boy" ujar saya berseri-seri dan 'mbrebes mili'. Razka tersipu malu dan ngeloyor pergi.
Semenit kemudian Razka berbalik ke tempat saya berdiri takjub dan dengan wajah polos berkata "Mbang bawa, wat oma aja" (baca: kembangnya di bawa buat oma saja) GUBRAK saya ke-ge-er-an :p

Ternyata tadi cuma simulasi ya, batin saya. Baiklah nak, mari bunda antar Razka ke rumah oma, seperti biasa setiap pagi. Gak apa, bunda berbesar hati kok. Memang bunga itu seharusnya buat oma. Sebagai tanda terima kasih bunda pada oma atas keikhlasannya menjaga Razka setiap hari.

Saya yakin hal seperti ini juga sering terjadi pada ibu bekerja yang mempercayakan pengasuhan buah hatinya pada orang tua, mertua atau siapa saja yang dipercayanya. Dan kerelaan ibu bekerja untuk membagi cinta anaknya pada "sang pengasuh". Serta kebesaran hati menerima kenyataan bahwa terkadang si anak lebih 'lulut' pada 'pengasuhnya'.

say it with flower :)

Kamis, 05 November 2009

Ada apa dengan Razka 2

2 hari yang lalu Razka belum juga tidur sampai pukul 22.30 WIB. Padahal bunda sudah sangat lelah dan mengantuk. Minta susu gak diminum. Ganti minta air putih, cuma dihisap-hisap aja dot-nya. Minta disetelin TV gak ditonton, malah minta diganti-ganti channelnya. Glebakan sambil nggriyeng. Rewel banget. Urghhhh....

Meski mata mas Razka sudah 5 watt, masih aja sempet ngusilin bundanya. Hidung bunda dipencet-pencet. Tangan bunda digigit. "Wadaooowww, sakit" bunda serius lho. Bunda coba kasih tahu baik-baik, eh malah tambah menjadi-jadi. Ketika nada suara bunda meninggi, Razka menangis. Bunda merasa bersalah dan coba menghibur Razka. Tangisan Razka semakin keras, sampai bunda kehabisan akal. Cara terakhir: diam, usap-usap punggung Razka, sambil bersenandung lirih. Baru bunda melantunkan satu bait lagu pengantar tidur, tiba-tiba "hwaaaaa...." pecah tangis Razka makin keras.

Jadi ingat posting bunda tanggal 5 Oktober 2009 lalu, bahwa Razka menitikan air mata perlahan ketika mendengar bunda bersenandung. Eeehhhh sekarang malah mboar-mboar.... :C

Ada apa tho nak dengan suara bunda?

Ok kalau sudah siap mendengar lagu pengantar tidur, please let me know ya nak...

'Elmira' the pet lover

Di bawah ini adalah diskusi yang sedang marak dalam milis yang bunda ikuti nak... dan ternyata bunda alami juga.... :)

Setuju dengan Mbak Retno dan bundanya Sulthan.
Saya belum berani pelihara hewan, meski Razka [2 thn 3 bln] menunjukkan tanda-tanda "menyukai binatang" ;p.

Ketakutan saya terbukti karena Kelinci yang dibelikan omanya mati dalam hitungan hari. Alih-alih disayang-sayang eh malah kecekik. Kelinci kejang sesaat disusul kematiannya yang mengenaskan. Anak ayam yang dibeli sepupunya di sekolah juga mengalami nasib yang sama. Sayang... sayang... weik ciap ciap ciap lama-lama bunyinya makin lirih dan napas berhenti. Kucing persia milik Eyangnya selalu jadi sasaran untuk dikejar dan ditarik-tarik ekornya, wadaoooww... Dibawain kura-kura brazil sama ayahnya, digrujuk air banyak banget sampai tuh kura-kura kelelahan berenang. Untung gak berani pegang kura-kura jadi hewan ini lolos dari cengkeraman Razka :D

Bulan lalu Razka merengek-rengek beli ikan. Sang Oma nan baik hati mengabulkan permintaan cucunya dan membuatkan aquarium. Ikan baru datang sudah diobok-obok. Mati satu karena stress. Sekarang dia ngemis-ngemis dan minta ikannya dibuang, diganti dengan yang baru. Gak tanggung-tanggung IKAN HIU. Halah... gubrakkk. Saya ganti dengan VCD travel and living dan discovery channel mengenai ikan dan sea world saja hehehe...

Bener-bener 'Elmira' deh.... Mungkin ada baiknya menunggu si kecil mengerti merawat dan memelihara hewan ya... Meski ada sebagian batita yang sudah mengerti bahwa hewan adalah makhluk hidup yang dapat merasakan sakit dan sedih seperti manusia.

Saya lihat di b***tv, batita pada sayang banget sama hewan-hewan peliharaannya meski cuma seekor ulat kecil. Apa karena situasi kondisi masyarakat kita juga yang memang tidak biasa memperlakukan hewan sebagaimana mestinya?. Dalam masyarakat kita berlaku "lebih baik sayang ama anak orang daripada sayang ama binatang". Lihat kucing ditendang, lihat anjing ditimpuk, lihat ayam bawaannya pengen motong. Beda dengan perilaku masyarakat barat yang banyak merelakan tidak memiliki anak tapi menyayangi hewan peliharaannya seperti anak sendiri. Menyandingkan anak dan hewan peliharaannya hampir sejajar. (???!!)

Saya menyimpulkan bahwa perilaku anak kita juga banyak dipengaruhi oleh paradigma yang berlaku dimasyarakat dimana si kecil tumbuh dan berkembang. Meski bukan berarti kita sebagai orang tua mengajari secara langsung untuk berlaku jahat pada hewan. Tapi ini lebih pada lingkungan tinggal serta kebiasaan yang berlaku di masyarakat sekitar.

Sabar... sabar bukan berarti si kecil punya niat jahat khan....

Bunda yakin seiring waktu Razka akan tumbuh menjadi laki-laki penyayang, bukan berarti mengumbar rasa sayang yang dapat menyakiti orang lain lho :) [u will learn and know it son]

Rabu, 07 Oktober 2009

GTM

Masalah GTM alias Gerakan Tutup Mulut anak bila disuapi, sudah menjadi masalah global para ibu. Hanya sedikit prosentase ibu yang mulus bahkan tidak melalui tahapan ini sama sekali. Bersyukurlah....

Para ibu pusing tujuh keliling. dari puter otak membuat variasi menu sampai pada memberikan alternatif asupan gizi bagi anaknya. Saya pun tak luput dari permalahan ini.

Razka [2th 2bln] juga sedang mengalami masalah makan. Dalam sekali waktu makan bisa 2-3 kali ganti menu lho... Nyuil ini sedikit, lahap itu sedikit. Dan kalau sudah 'ngarani' gak bisa ditawar.

Tiba-tiba dia minta Ko alias donat J**o atau Di alias Burger Ikan Mc*. Sebenarnya saya bertahan untuk tidak memberikan junk food. Semua menu junk food saya tiru di rumah agar kualitasnya lebih terkontrol dan baik. Tapi dia emoh tuh, sampai saya akali dengan bungkus aslinya lho... hehehe dia tau tuh... Herannya lagi untuk urusan bertahan tidak membuka mulut, anak-anak ini punya energi lebih, sehingga tuh mulut terkunci rapat meski dirayu dengan berbagai cara.

Kalau lagi mau nasi, sehari cuma nasi doang.
Kalau lagi mau lauk, ya lauk doang.
Kalau lagi gak mau apa-apa ya cuma susu doang.
Jangan-jangan Razka lagi ikut food combining yach...?!!! :p
Lucunya kalau di 'toddler class'nya Razka lahap menyantap biskuit yang diberikan, bahkan minta tambah. "More please..." katanya. *Arghhh* emaknya mumet.

Tapi kok ya... berat badannya naik terus tuh dan [InsyaAllah] akhir-akhir ini jarang sakit, malah tambah ceria. Akhirnya saya --sekalipun tidak 100%-- nyerah deh. Saya tidak lagi memaksakan Razka harus makan, saya tawarkan berbagai pilihan dan saya tetap mengajarkannya kedisplinan, bahwa apa yang dipilih ya harus dihabiskan. Alhamdulillah --sampai saat ini-- Razka mau diajak konsekuen [emang anak 2 tahun ngerti konsekuensi ya?].

Saya pun berusaha berdamai dengan pola makan Razka, tapi tetep puter otak untuk menyiapkan menu-menu yang menurut saya enak dan baik, meski belum tentu dimakan Razka :p yah... dinikmati aja... itung-itung belajar masak.


Sepertinya saya juga perlu food combining nih....

Senin, 05 Oktober 2009

Dua...

Setiap pagi Razka "sekolah" di rumah oma. Dan setiap hari pula, Razka klayu. Akhirnya dengan segala upaya membujuk, terjadilah perbincangan antara Razka dan oma-nya.

Oma nyelimur: Razka sini deh, oma punya burung dara. Coba lihat ada berapa?

Razka, sambil tetap sesenggukan: Dua

Oma: Duuh... Razka sudah pintar berhitung ya... Sekarang coba hitung balonnya ada berapa?

Razka, sudah gak mewek lagi: Dua!!!

Oma: *glek* balon empat kok dibilang dua :p


*nyengir*

Ada apa dengan Razka...

Semalam, seperti biasa kami --bunda, ayah dan Razka-- menghabiskan waktu di kamar, sekalian 'ngeloni'. Kelihatannya Razka juga sudah sangat mengantuk, matanya sudah 5 watt nih. Razka mulai mengambil botol minumnya, ngedot, sambil bermanja-manja di pelukan bunda.

Melihat gelagat Razka yang sudah 'stone', bunda berinisiatif mempercepat Razka terpejam dengan menyenandungkan lagu pengantar tidur.

"Razka bobo, o oh Razka bobo... Kalau tidak bobo digigit nyamuk...
Bobolah bobo Razka anakku sayang...
Kalau tidak bobo digigit nyamuk..."

Begitu lirik yang bunda nyanyikan dengan lirih. Bunda melirik sejenak ke arah mata Razka, sepertinya sudah 'merem' nih. Tapi gak lama kemudian bunda melihat Razka seperti menahan tangis, air mata merembes perlahan dari kelopak mungilnya. Istilahnya mbrebes mili. Ayah bunda terhenyak kaget, karena tadi Razka ceria sekali. Bunda sontak membangunkan Razka.

"Razka kenapa? Sakit ya nak? mana yang sakit" pertanyaan panik beruntun keluar dari mulut bunda. Ayah juga seketika memegang telapak tangan dan kakinya. "Kita ke UGD aja yukkkk" kata ayah spanning. Tapi secara mengejutkan juga Razka hanya menatap dan memegang pipi bunda sambil tersenyum tanpa berkata-kata. Duuuh... makin senewen deh...

Gak lama kemudian Razka sudah 'glebakan' lagi dan minta susu. Razka pun asik minum susu dari botolnya. Bunda pun memanfaatkan waktu tersebut untuk segera menidurkan Razka, kembali bunda melantunkan lagu Nina Bobo sambil memejamkan mata. Ketika mata bunda terbuka, eeehhhh bunda melihat mata Razka sebam menahan air mata. Mulutnya pun mimblik-mimblik menahan tangis. MasyaAllah.... kenapa nak? Lagu ini terlalu 'mellow' ya? bunda berhenti bersenandung, sambil dalam hati bertanya-tanya ada apa gerangan dengan permata hati bunda ini.

Akhirnya bunda berinisiatif mengganti lagu dengan lagu lain yang berirama lebih ceria "twinkle-twinkle little star". Kelar lagu "twinkle..", bunda bertanya ke ayah apakah Razka sudah tertidur, kebetulan posisi tidur Razka sedikit membelakangi bunda sehingga gak terlihat matanya. Jawaban ayah cukup mengejutkan "Sudah deh gak usah nyanyi lagi bun... Hidung dan mata Razka mulai kemerahan, mau mewek tuh...."

Duuuhh nak... maaf bukan maksud bunda membuat Razka sedih. Tapi kenapa ya? apa yang salah? lagunya menyedihkan? suara bunda yang gak enak didengar? atau apa ya...?

Tiba-tiba pikiran bunda melayang pada setahun yang lalu ketika Razka berusia setahun dan sama sekali belum bisa ngomong. Razka teriak dan memukul mulut bunda setiap bunda menyenandungkan lagu pengantar tidur 'nina bobok' atau 'twinkle-twinkle'. Sejak itu bunda gak pernah lagi bersenandung, karena bunda pikir Razka gak suka ada suara ketika mau tidur. Kali ini Razka gak marah dan meminta bunda diam. Tapi Razka menitikkan air mata...


Ada apa dengan Razka?
Apa kita perlu ngobrol lagi dengan psikolog ya?

Sabtu, 26 September 2009

Finally...

Hhhh... akhirnya Bunda lega deh nak... Lebaran ini ternyata memberikan hadiah lain untuk Bunda. Semua kosakata yang terekam Razka selama ini tiba-tiba mengalir deras. Naik turun tangga, Razka berhitung "satu, dua, tiga...". Razka juga tak berhenti menirukan kalimat yang bunda ucapkan dengan lancar.

Bunda: Setelah enam, berapa nak?
Razka: TUJUH [mantap]

Alhamdulillah... bukan itu saja Razka juga sudah bisa menyusun puzzle sesuai tempatnya, gak tanggung-tanggung 10 pcs lho...

Puji syukur ke hadlirat Allah SWT tak putus bunda ucapkan. Subhanallah... InsyaAllah Razka menjadi anak yang cerdas dan --harus-- sholeh.

Eh... sudah bisa 'complaint' juga "Ayah bau, ayah bau, lum ndi" hihihi pasti yang ngajarin bundanya nih :p *mode: ngaku on*


Jadi... selama ini 'ngematke' tho nak...

Jumat, 04 September 2009

One day in Toddler Class

Sabtu kemarin kami mengajak Razka masuk play class lebih awal. Wah ada titik cerah, my wonderful boy ini memasuki ruangan dengan gembira, dengan catatan ditemani ayah, it's fine bebe. Tapi ternyata tidak berlangsung lama, ketika kelas dimulai, Razka malah minta keluar lagi. Akhirnya ditemani bunda dan ayah masuk ke music class, cukup 15 menit saja. Razka minta keluar lagi dan pulang.

Setelah beberapa kali gak dapat mood Razka untuk menikmati kelasnya. Bunda terpaksa minta tolong oma untuk antar Razka ke sekolah dua hari sekali. Kamis kemarin merupakan kali ke dua Razka sekolah bersama Oma. Alhamdulillah sudah ada kemajuan, dari yang hanya mau mengikuti kelas 1/2 dari waktu yang disediakan, kemarin Razka sudah menyelesaiakan kelasnya dengan baik.

Menurut Oma, Razka juga cukup dapat menerima arahan 'miss' nya, meski belum sukarela, masih perlu bujukan :) Razka juga antusias dengan permainan edukasi yang diberikan. Apalagi ketika harus menabur pasir di lembar gambarnya.

Sebelum bobo, terjadi sedikit komunikasi mengenai sekolahnya, antara kami dengan Razka.
Ayah/bunda: Mas, tadi di seklah belajar apa nak?
Razka: mamam
Ayah/bunda: Setelah mamam, miss-nya kasih apa?
Razka: menggosokkan kedua telapak tangannya
Ayah/bunda: o iya cuci tangan ya.... Habis mamam bikin gambar apa?
Razka: kuwa
Ayah/bunda: wah hebat nempel kura-kura ya...
Razka: senyum manis sambil menunjuk kertas gambarnya yang kami gantung di dinding
Ayah/bunda: Och... senangnya

Oke... Sabtu besok kita sekula lagi ya mas....

Bunda tak kan pernah lelah nak...

Senin, 24 Agustus 2009

Emoh Sekolah

Rencana memasukkan Razka ke baby class sudah sejak usianya 18 bulan, tapi masih ditahan-tahan. Akhirnya 2 minggu yang lalu saat usianya sudah 25 bulan, saya merasa merupakan waktu yang tepat untuk mendaftarkannya ke toddler class. Keputusan ini diambil agar Razka lebih supel, menambah kosa kata-nya, dan punya pengalaman baru.

Meskipun bukan trial class yang pertama kali, tapi kok sekarang malah lebih parah. Razka emoh menjejakkan kakinya ke dalam kelas. Apalagi setelah disapa oleh tutor-nya malah tambah menjauh. Wadduhhhh..... gimana nih???? wis kadung bayar je.... "Tapi ini kan baru pertama kali", batin saya.

Minggu berikutnya, sepasukan pengantar telah siap. Ayah, bunda, te' Na, teteh Ita dan Razka tentunya. Sampai di tempat, bunda sudah memberi isyarat kepada miss2 nya untuk tidak menyapa Razka. Deng deng deng deng.... jangankan masuk kelas, masuk pintu ruangan pun emoh. Ekstra bujuk-bujuk deh, keukeuh enggan masuk, malah ditambah tangisan ngamuk pula....

Huk huk huk.... bundanya tambah bingung nih.... Mungkin memang waktu kelasnya kurang tepat, karena Razka sudah ngantuk berat dan malas bersosialisasi. Akhirnya nyerah lagi, kami pulang tanpa 'belajar' sama sekali. Pada saat pamit, tutor-nya menyarankan untuk datang lebih awal sebelum ramai, sehingga Razka merasa ruangan tersebut adalah miliknya.

Well we'll see next week :(
*jangankan foto, tangan ini dipegang erat2 oleh Razka*

Rabu, 05 Agustus 2009

Tayaaaa....!!!!

Alhamdulillah Razka semakin lancar mengikuti kosa kata yang kami ucapkan. Seperti biasa dia suka banget kalau disuruh cari barang-barang yang tersembunyi. Setiap ada benda yang bisa ditemukan bundanya bilang "taraaaa...." Selang beberapa menit ketika giliran Razka mencari benda dan menemukannya, spontan teriak "tayyaaa...".
Gak apa kok nak kalau masih cadel, InsyaAllah cepet lancar ya...

Bunda sudah ingin segera mendengar celotehanmu :)

Senin, 03 Agustus 2009

"Hard Attitude"

Polah tingkah anak-anak itu bukan saja menggemaskan tapi juga menguras kesabaran orang tua. Setiap bulan 'keajaiban'nya berganti-ganti. Hot attitude bulan ini adalah "Emoh Pakai Baju". Lha kan lucu, kok ya pakai baju aja ngamuk, sampai gerung-gerung dan menggugah keingintahuan tetangga. Kalau sudah pakai pun enggan diganti, piye tho.... *emaknya garuk-garuk*

Pernah suatu hari, kelakuan ini saya turuti. Eh... tiba-tiba kabur telanjang. Bertamu di rumah tetangga pula. Hwaaaa..... :O
Begitu juga kalau pup, ngebujuknya untuk bebersih butuh waktu lebih dari 15 menit. Bahkan rela tidur dengan sekantung pup di celananya, fuih... *menghela nafas panjang*
Belum lagi ketika akhirnya Razka menurut untuk mengenakan baju, dengan mimik menggoda dia senyum-senyum manis dan... "Baaaak" ujarnya lucu setiap tangannya keluar dari sela lengan baju. Ooooohhhh..... so sweet, lunas sudah semua kekesalan bundanya :)

Besok apa lagi ulah yang akan diperbuat ya?

Jumat, 31 Juli 2009

Akalnya si 2 tahun

Karena Razka selalu dititipkan di "Oma's Daycare" maka banyak kejadian lucu yang Bunda dapat dari cerita Oma.

Kali ini Oma cerita bahwa semakin hari polah tingkah Razka makin lucu dan "nggemesin" [kalau gak boleh bilang bikin geleng kepala :D].

Oma: Tadi pagi, seperti biasa Razka linca-linci sampai jatuh terduduk di pot bunga. Celananya kotor dan pot nya pecah. Razka cuma bisa bengong. Terus pecahan pot dibersihin sama si mbak. Lucunya setelah pot bersih, Razka buru-buru mengambil pot yang disebelahnya dan langsung dipindah ke tempat pot bunga yang pecah.

Bunda: Hahahaha sepertinya dia takut ketahuan Opa tuh!

Ada-ada saja akal si dua tahun ini...

Senin, 13 Juli 2009

Makmum...

Sebenernya bunda sudah sering dengar cerita dari Oma kalau anak laki-laki bunda ini sudah mulai suka ikut-ikutan Mas Raul dan Oom Raka sholat. Di rumah juga sudah mulai ikut bilang "Awoooohhhh......" setiap denger Adzan Maghrib di TV maupun masjid dekat rumah. "Wah lucu banget deh, tadi waktu Ashar, Razka ikut sholat sama Raul dan Raka. Dia sudah fasih takbir lho.... Ketika berdiri mulutnya komat-kamit, ekspresinya serius banget. Sampai2 Raul dan Raka cekikikan... qiqiqiqiqiiii" cerita oma antusias.

Alhamdulillah.... insyaAllah Razka menjadi anak sholeh -doa bunda dalam hati-. Minggu kemarin, ketika dzuhur dan ayah sholat, Razka tiba-tiba menggamit sajadah kecil dan membentangnya di sebelah ayah. Dengan takzim Razka mengikuti setiap gerak-gerik ayah. Gak sengaja bunda cari-cari Razka, ternyata Razka lagi jadi makmum. Langsung aja bunda lari ke kamar dan cari kamera, ceprat-cepret, lumayan dapat 3 angle hehehe.... Angle terbaik ketika Razka sedang takbir dan khusuk berdiri justru gak bisa keambil, karena Razka keburu ngelirik ke bundanya dan malah mejeng hehehehe.....
Ini dia jepretan bunda....

1. Gelar sajadahnya
2. Sujud dan...
3. Duduk antara 2 sujud

Terima kasih nak.... "we'r really proud of you". It's going to be our present on your 2nd year [tomorrow]


Jumat, 03 Juli 2009

0 to 23mo 3w

Hmmm.... ini dia dari 0 s.d 23 mo 3 w :)
Ibunya lagi seneng bikin srapbook di smilebox heheheh...
Please enjoy it ;p

Click to play this Smilebox scrapbook: Little Guy
Create your own scrapbook - Powered by Smilebox
Make a Smilebox scrapbook

Rabu, 17 Juni 2009

Menjelang 2 tahun


Hmmmm Razka sudah mau dua tahun nih.

Layaknya "the terrible two" saat ini Razka juga sedang masa-masanya banyak tingkah deh, dari yang menakjubkan, menyenangkan sampai menggerus kesabaran bundanya hehehehe....

Kemampuan wicara Razka memang agak terlambat meski masih terbilang normal, namun sangat mengerti bila diajak bicara, buang sampah ke tempatnya, meletakkan pakaian kotor sudah biasa dilakukan berikut pemisahannya, mana keranjang pakaian orang dewasa dan manya yang miliknya. Dengan susah payah dia berusaha membuat kami mengerti apa yang diinginkannya, terkadang kami para orang dewasa jadi "lagart" dan menebak-nebak maksudnya, och.... bunda yang payah ya?!!!

Ada beberapa kata yang sudah dapat diucapkan, --paling tidak kami mengerti maknanya-- seperti opa, oma, ayah, aul untuk panggil Raul [sepupunya], maaahhh untuk panggil bundanya, kupu-kupu, cicak, cinci untuk kelinci, guk guk untuk anjing, kuk kuk untuk ayam, badan angguk-angguk untuk kuda, pssstttt.... untuk kucing [lho....?!! :p], yai untuk lari, mamam untuk makan dan minum, hihihihi.... masih cukup membingungkan tapi gak apa lah, yang penting kami semua berikhtiar semaksimal mungkin.

Pernah suatu ketika, bunda cerita bahwa ayam itu makan cacing, Razka spontan mengikuti kata cacing dengan jelas, tapi besoknya hal itu tidak bisa berulang. Waktu tukang roti lewat depan rumah, ayah mengajari Razka untuk memanggil "Abang roti, sini" dengan terbata Razka mengikuti "Bang Ti, siniiii" sambil tepuk tangan dan melambai. Hehehehehe....

Razka juga sering memotivasi dirinya melalui pujian dengan bertepuk tangan setiap ia berhasil melakukan sesuatu dengan benar, hmmmm bisa narsis juga yach :)

Razka juga termasuk anak yang mengerti bahwa apa yang bukan miliknya tidak boleh dibawa pulang dan dikembalikan kepada si pemilik, hal ini dia lakukan setiap habis bermain mobil-mobilan milik Raul, dan ketika saatnya pulang ke rumah, mobil-mobilan yang dimainkan langsung dikembalikan ke tempatnya, berlaku sebaliknya, mainan yang dibawa dari rumah juga dibawa kembali pulang :)

Juli mendatang, usia Razka tepat 2 tahun, ayah bunda berencana untuk mengikutkan Razka di PAUD dekat rumah saja, biar Razka lebih termotivasi bicara, dan lebih bersosialisasi dengan teman sebaya, di rumah kan sohib-sohibnya sudah besar, Raul dan Oom Raka kan sudah berusia 8 tahun serta berlatih sabar, disiplin dan mengurangi tantrum yang bisa bikin bundanya ikutan spanning, wah gak bener yach.....?????

above of all... ayah bunda percaya bahwa Razka tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usia yang harus dijalani.


Please be my terrific boy....

Jumat, 15 Mei 2009

Generasi Gadget

Bukan hanya handphone yang menarik perhatian Razka, tapi semua perangkat gadget yang dimiliki ayah bundanya sudah pasti gak bisa ditinggal tanpa pengawasan, dengan gerak cepat bisa berada di tangannya dan mulai di'explore' dengan seksama.

Terbukti, tak dinyana juga tanpa serta tak mau diajari, jari mungil Razka pasti asik utak atik gadget yang dipegangnya. Dari Ipod, digi pocket cam, handycam, sampai net book atau lap top ayah bundanya di kulik sana-sini, langsung deh ON. Sepertinya sebentar lagi semua benda gadget kami sudah pindah tangan dan jadi milik Razka nih ;p

Sepertinya untuk sementara barang-barang ini harus disimpan rapi sehingga tidak menjadi sasaran eksperimen Razka, bisa-bisa nanti harus di'lem biru' alias lempar dan beli baru deh :)

Lagunya apa sih nak....?
Bukan bunda bermaksud pelit lho nak... tapi pasti kelak ada waktunya.

Rabu, 15 April 2009

Opname 14 jam

Demam tinggi yang mendadak menyerang Razka, Kami 9 April lalu, membuat ayah bundanya cukup panik, obat panas yang diberikan tidak juga menurunkan suhu tubuhnya, belum lagi telapak tangan dan kaki Razka semakin pucat dan dingin.

Jam 10 malam, Razka bunda bawa ke UGD RSI Bintaro. Setelah mendapat obat penurun panas suppositoris [dari anal] Alhamdulillah Razka bisa tidur meski tidak nyenyak.

Jumat, 10 April ini, ayah bunda sudah menyiapkan bekal untuk berlibur di Ancol seperti yang telah direncanakan dengan keluarga Tante Novi jauh-jauh hari. Tapi apa daya suhu tubuh Razka bukannya semakin turun, 39,6 derajat celcius, angka yang tertera di termometer telinganya. Bunda berikan lagi obat penurun panas dan bunda memutuskan membawa Razka ke dokter karena sekarang tubuh Razka menggigil dan bergetar.

Dokter menyarankan untuk tes darah dan perawatan Rumah Sakit untuk menurunkan suhu tubuhnya serta tambahan cairan agar tidak terjadi dehidrasi.

Jam 10 pagi, tgl 10, bulan 4, tahun 2009 Razka dapat kamar 310. Keputusan untuk dirawat sebenarnya bukan hal yang mudah karena bunda khawatir Razka malah gak bisa tidur karena gak suka dengan ruangannya. Sebagaimana bunda ketahui Razka paling benci dokter, rumah sakit, dan tukang cukur.

Benar saja... Razka sama sekali tidak mau masuk kamar dan menyentuh tempat tidur, apalagi setelah diinfus, Razka makin benci sama para perawat. Tapi bunda, ayah dan oma, masih berbesar hati agar beberapa saat lagi Razka sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya, ini semua demi kesehatan dan kebaikan Razka.

Razka semakin stres dan paranoid setiap melihat suster berlalu-lalang, dan gak mau tidur meski kami tahu sudah ngantuk berat, akhirnya dengan digendong dan menggeret-geret tiang infus, bunda dan oma bergantian mengajak Razka jalan-jalan keliling bangsal rumah sakit.

Duh.... kaki, tangan dan mata kami sudah mulai pegel nih. Jam 10 malam, kami minta infus Razka dibuka dulu sampai Razka bisa tidur, dengan terlebih dahulu mengajak jalan Razka dengan mobil, akhirnya Razka tidur.

Ach.... lega deh, oma bisa bobo, ayah bisa baca majalah, bunda bisa nge-net. Gak sampai 1 jam kemudian, ada pasien baru di sebelah, kretek-kretek, dan taraaa.... Razka bangun. Kehebohan baru dimulai Razka langsung minta gendong dan minta keluar kamar. Muter-muter ruangan lagi, slimur sana-sini, tetap aja merengek.

Akhirnya bunda memberanikan diri untuk minta pulang saja, apalagi cek suhu terakhir sudah 36, back to normal lah. Ngerayu suster, dokter, dan twink-twink Razka boleh pulang dengan catatan besok pagi kalau demam tinggi harus balik kontrol dokter lagi.

Sabtu, tepat pukul 2 dini hari kami boyongan pulang. Sampai rumah, Razka langsung tidur pulas...

Ooocch... liburan batal, opname juga setengah-setengah, tapi syukur Alhamdulillah hasil tes darah tidak menunjukkan DB maupun Thypus. Razka pun sudah mulai bertingkah dan teriak-teriak lagi. Yak... sudah sehat ya nak...

Kini.... giliran para ortu tepar... Zzzzzzzz.....

Selasa, 31 Maret 2009

Cukuran

Salah satu problem yang saya hadapi dengan Razka selain ke dokter adalah cukur rambut. Barber Shop dari yang 20 ribu sampai 80 ribu perak telah saya sambangi, hasilnya.... tetap saja membuat Razka berontak, menjerit, serta nangis sesenggukan.

Sudah 6 bulan terakhir ini, rambut Razka bunda diamkan gondrong, habis bundanya trauma [lho kok?!!!] sih, bagaimana tidak, perjuangan berat membujuk dan mendiamkan Razka dari tangis, belum lagi berpuluh pasang mata yang memperhatikan kami, dipikir ada 'child abuse' :'(

Beberapa hari yang lalu, bunda nekat. Ketika Razka tidur, bunda potong sedikit, baru satu sisi eh Razka sudah gelisah dan 'alihan' ke posisi lain, tangannya juga asik menepis tangan bunda. Ya sudah lah sepertinya tidak akan berhasil nih.

Puncaknya adalah kemarin malam, setelah mencicil satu sisi, niatnya malam ini dipotong sedikit lagi rambut yang di sisi sebelahnya, tapi kelihatannya Razka tidur lebih pulas, oh... ya sudah, dengan berhati-hati dan tahan posisi, bunda mulai mencukur rambut Razka sedikit-sedikit, eh lama-lama malah jadi banyak dan.... taraa..... kelar juga meski gak rapi-rapi banget sih... heheheh yang penting rambut Razka gak gondrong jabris-jabris lagi.


Kalau sudah berani, kita ke barber shop buat ngerapiin ya.... :p

Tricycle


Hampir setiap sore, di depan rumah kami ramai dengan anak-anak yang mondar-mandir dengan sepedanya atau hanya sekedar berlarian. Setiap mendengar roda sepeda digowes atau tawa riang anak-anak, seketika Razka beranjak dari comfort zone-nya dan berlari ke pagar sambil berteriak kegirangan.... "haah... haah... hei..." memanggil anak-anak yang sliweran.

Biasanya saya berdiri agak sedikit jauh sambil memperhatikan ekspresi Razka, apalagi setiap melihat anak mengendarai sepeda, wajahnya langsung menyiratkan 'rasa ingin' yang sangat. "Ooocchhhh..... sabar ya nak, nanti kalau ada 'bonus' bunda belikan yach...." janji saya dalam hati.
Alhamdulillah seminggu yang lalu, kami ada rizki lebih, surprise... kring... kring... pulang dari site visit, ayah bawa sepeda roda tiga impian bunda [lho....?!!!] hehehe.... emang nih selalu kepikiran untuk membelikan sepeda roda tiga untuk Razka dengan model seperti sepeda waktu bunda kecil dulu.... eeeehhh.... akhirnya ayah nemu di Ps. Rumput. Terima kasih ayah....


Bangun pagi, Razka diperkenalkan dengan sepeda barunya dan... "waaahh.... waaaahhhh...." ujarnya kegirangan. Meski kakinya belum sampai di pedal sepeda, Razka berusaha menjalankan sepeda dengan menggoweskan kakinya ke lantai....
Sabar ya nak.... sebentar lagi pasti bisa deh :)

Cepat besar ya nak... we love you [always...]

Kamis, 19 Maret 2009

Ikut ke kantor Bunda


Selama masih belum ada pengasuh baru, Razka pulang pergi "sekolah" di rumah Oma, tapi 2 minggu yang lalu Opa sakit dan harus opname, jadi Oma nungguin di rumah sakit.

Jumat, tgl 6 Maret 2009 Razka terpaksa deh ikut bunda ke kantor, untung boss bunda sedang cuti, jadi bunda bisa agak santai. Pagi-pagi bunda merayu ayah untuk pinjam mobil Oom Adi, nganter ke kantor, tadinya sih mau naik kereta aja, tapi kok repot juga ya.... bekalnya Razka ngerewot euy....

Tiba di kantor Bunda, Razka bobo, untung ada sofa di ruang meeting kecil yang jarang terpakai, meski gak lama kemudian terbangun, mungkin karena suasananya beda ya....

Awalnya sih Razka mimblik-mimblik, setelah beberapa menit beradaptasi dengan lingkungan kerja bunda, Razka mulai asik dan menguasai medan, lari sana-sini, menjenguk semua selasar yang ada di kantor bunda, meja kerja teman-teman bunda juga disambangi, dan diperhatikan dengan seksama. Teman-teman bunda juga menyapanya, dan seperti biasa dibalas meski tetap hanya dengan sedikit senyum. Hihihihi "jutek boy".

Alhamdulillah bunda juga tetap bisa bekerja sambil sesekali menyuapi Razka dengan bekal yang bunda bawa, begitu juga minum susu dan air putih sesuai jadwal.

Jam makan siang, Razka mulai ngantuk dan rewel, sambil bunda pangku di kursi kerja bunda yang bisa goyang-goyang, Razka terlelap.

2 jam berlalu dengan aman, tiba-tiba ngerrr.... yup bangun deh, mulai mimblik-mimblik lagi... tapi akhirnya main dan lari-lari kesana-sini deh... Menjelang sore Razka sudah mulai bosan dan merengek-rengek minta pulang, untung gak lama kemudian ayah datang....

Sebelumnya foto-foto dulu sama teman-teman bunda... [Razka tetap 'ta-eks' :p]



Fuih lega....

Meski Razka termasuk tidak merepotkan tapi tetap aja kerepotan bunda jadi berlipat :)
Hmmmm masih harus pikir-pikir lagi untuk bawa Razka ke kantor. Nunggu kalau sudah 5 tahun aja ya nak....

Sabtu, 07 Februari 2009

Corat-coret


Siapa bilang corat-coret dilarang? Lalu bagaimana kalau yang melakukan adalah anak kita sendiri?

Hmmm corat-coret yang seperti apa dulu nih? Kalau yang melakukan si batita masak dilarang? Kan ketika dia melakukan aksi ini, sebenarnya dia sedang melatih motoriknya seperti gerakan jari-jari tangan, otot mata, dan konsentrasinya. Wah kalau sampai dilarang berarti kita sedang menghambat perkembangannya dong... Jangan ach.

Orang tua khawatir rumah kotor, jarinya tertusuk ujung alat tulis yang tajam, atau bahkan memakan alat tulisnya? Hal ini sangat wajar, tapi ada cara menyiasatinya.

Beri si batita ruang tempat khusus untuk melakukan aktivitas corat-coret ini, kursi dan meja kayu kecil, kertas-kertas bekas yang dibaliknya masih polos, alat tulis yang tidak mengandung zat kimia berbahaya. Hal ini tidak saja membuatnya bebas berekspresi tapi juga melatih kedisiplinannya. Selain itu simpan atau dokumentasikan semua hasil karyanya. Sehingga membuat anak merasa diapresiasi. Anak yang dihargai tentu akan menghargai dan akan mematuhi pula semua aturan yang kita berikan dengan senang hati.

Razka, si 18 bulan ini juga lagi gemar corat-coret lho... Lucu dan menggelikan deh bila melihat ekspresi seriusnya setiap melihat kertas dan alat tulis tergolek, langsung dia tarik kursi dan meja kecilnya, duduk manis, spontan jari-jari mungilnya menari dan membuat goresan-goresan tak jelas di atas kertas. Urek-urek jadilah uliran nglunter-nglunter bak benang kusut, heheheh.... gak apa kok, it’s your masterpiece hunny.

Corat-coret, corat-coret...
Hobby Razka sekarang.

Corat-coret, corat-coret...
Lihat saja gayanya

[lagu Colak-colek, yang dipopulerkan oleh Camelia Malik]

Senin, 12 Januari 2009

Rumah Kardus


Sebenarnya bunda pengen banget membelikan Razka rumah-rumahan seperti punya Te Na dulu, produk sebuah merek penyedia mainan anak ternama dan terkenal pula mahalnya, habis setiap main ke Koperasi [kantornya Oma :p] kata Oma, Razka pasti menyempatkan main di rumah-rumahan bekas milik Tante Na yang sudah dihibahkan untuk Posyandu, dan Razka sangat excited. Tapi maaf nak... saat ini ayah dan bunda belum ada rezeki lebih, tapi tenang aja sayang... bunda gak kehabisan akal kok untuk membuatkan Razka tempat bermain yang menyenangkan --semoga bukan hanya menurut bunda ya...--

Hari Minggu kemarin bunda sempatkan untuk membongkar gudang dan mengambil kardus bekas kulkas, bunda bersihkan, bunda potong sedikit sana-sini jadilah sebuah pintu, jendela dan tiga buah lingkaran untuk lubang angin, biar kelihatan sedikit lebih menarik dan berwarna bunda tempel dengan guntingan gambar dari lembaran Buncil [maaf ya Aybun, tapi bermanfaat kok]. Taraaa.... jadilah Rumah Kardus Razka dan lebih surprise lagi Razka menyambut Rumah Kardus tersebut dengan girang. Saking senangnya setiap orang yang datang ke rumah diajak main ke dalam rumah kardus, deuuu pamer nih, dalam hati bunda terharu dan bangga lho...

Razka seolah bermain peran sebagai pemilik rumah dan mengajak main kami yang berada disekitarnya, mengetuk pintu ketika akan masuk, belum lagi dia tiba-tiba melongok dari bulatan lubang angin yang kok kebetulan pas setinggi dan seukuran wajahnya, hihihi jadi lucu, wajahnya seperti terbingkai. Keluar masuk kardus sambil tertawa-tawa, tangannya pun terulur dari jendela, menggapai-gapai kami sambil teriak-teriak..... Maaf nak bunda gak bisa ikut masuk, gak muat hahaha... bunda ngurusin badan dulu ya...

Och... senangnya, gak sia-sia deh, bunda berpeluh pagi-pagi.
Terima kasih nak sudah menerima buah karya dadakan dari bunda.

ILU 4ever

Kamis, 08 Januari 2009

Kaki Razka


Sejak ada kegiatan harian menitipkan Razka di rumah Oma, maka setiap hari pula kami menerima laporan perkembangan harian Razka dari Oma heheheh....

Ada saja yang diceritakan Oma, bahwa saat ini Razka sudah mulai bergoyang setiap mendengar lagu, cepat mengikuti apa yang dilakukan Opa, bahkan bersenandung padahal kan Razka belum bisa bicara, jadi setiap suara yang dikeluarkan bernada hahahaha.... ada-ada aja ya....

Semalam, sepulang kantor, seperti biasa kami menjemput razka terlebih dahulu ke rumah Oma. setibanya di rumah Razka langsung minta masuk ke dalam kamar, rebahan, bergulingan, dan minta disetelkan kanal kesayangannya Baby TV. Karena di rumah hanya ada ayah bunda, --asisten kami pulang hari-- jadi Razka kami jaga bergantian. Giliran bunda mandi, maka tugas ayah menemaninya bermain di kamar. Ceritanya ayah dan Razka sedang tidur-tiduran, tapi tiba-tiba menurut ayah, Razka berdiri dan menhentakkan kakinya ke tubuh ayah. Oops! jelas membuat ayah terkejut, dan berprasangka bahwa ketika di rumah Oma, ada yang mengajari atau mencontohkan hal tersebut, maklum di lingkungan rumah Oma kan banyak anak kecil seperti mas Raul [7th], Oom Raka [7th], Alma [7th], dan Dini [2,6 th].

Bunda berusaha obyektif dan tidak su'udzon, bahwa hal yang dilakukan Razka bukan karena diajari tapi mungkin tanpa secara sengaja pernah melihat tindakan tersebut kemudian direkam dengan baik, dan ini adalah saatnya Razka unjuk kebolehan.

Hal ini bunda sampaikan pada Oma, dan kemudian Oma juga bercerita bahwa ketika bermain gitar dengan Opa, Razka meminta Opa utnuk terus memainkan gitar dengan cara menendang, begitu juga ketika Oma mnyusun balok-balok, biasanya Razka akan merubuhkan balok dengan tangannya tapi sekarang dengan cara ditendang.

O O... mungkin memang Razka sedang mengekplor gerakan kakinya ya... Seketika saya mengingat nasehat Ibu Sinto B. Adelar [psikolog anak], saat berkonsultasi minggu lalu, bahwa bukan berarti anak tidak boleh dipukul sama sekali, apalagi bila tangan atau kakinya melakukan kegiatan yang membahayakan, namun bukan dipukul dengan penuh kebencian melainkan pukulan ringan untuk peringatan.

Bunda minta Oma untuk men'ceples' ringan kaki Razka bila melakukan hal yang kurang baik sambil memperingatinya dengan bahasa yang sederhana dan kalimat pendek.

"Jangan begitu ya nak, tidak sopan"

Senin, 05 Januari 2009

Razka... 'Salim' dong


Mengajari Razka untuk 'salim' --bersalaman dengan mencium tangan-- kok susah banget, padahal sudah bunda beri contoh dengan mencium tangan ayah, setiap ayah akan berangkat atau pulang kantor.

Tapi tenang aja nak, bunda gak akan pernah berputus asa. Puncaknya adalah semalam. Seperti biasa sebelum Razka tidur, kami bertiga bermain dan bercanda di kamar, ketika ada kesempatan Razka memperhatikan bunda, bunda langsung berkata dan mencontohkan cara 'salim' ke Razka. "Begini lho nak, caranya salim" sambil bunda cium punggung telapak tangan ayah. Razka curi-curi pandang sambil tersenyum-senyum. Kegiatan ini bunda ulang-ulang setiap ada kesempatan Razka berinteraksi dengan ayah dan bunda.

Ini sudah kelima kalinya, bunda pikir ini saatnya untuk uji kemampuan Razka. "Ayo nak salim ayah" ajak bunda, tiba-tiba Razka memberi respon dengan mengulurkan tangannya ke arah ayah dan menyorongkan punggung telapak tangannya ke arah wajah ayah, hahahaha....
Kami sungguh surprise melihat respon Razka, namun kami menjaga ledakan tawa kami dengan berkata "Wow Mas razka pinter deh, tapi seharusnya mas Razka yang mencium tangan ayah", Razka terkekeh ke arah kami dan melengos kearah lain, kembali lagi ke arah kami, mengulurkan tangan lagi, dan tetap menyorongkan tangannya ke wajah kami :)

Oke lah nak... besok kita latihan lagi untuk melakukan hal yang sebaliknya ya....

Bicaralah nak...

Belum mampunya Razka mengucapkan sepatah kata membuat ayah dan bunda cukup cemas, apalagi ditambah sikap 'tantrum'nya, meski beberapa teman dan kerabat sempat menenangkan kami melihat kemampuan reseptif Razka cukup baik.

Akhirnya bunda gak bisa menahan keinginan 'ngobrol' dengan pakarnya. Sabtu kemarin bunda berkonsultasi dengan Ibu Sinto B. Adelar di RSIB, setelah membuat janji terlebih dahulu tentunya.

Tanya sana-sini, keluh kesah ini itu, dicatat setiap perkembangan Razka, akhirnya bermuara pada satu kesimpulan, bahwa Razka memiliki sifat bawaan sebagai berikut:
- pemilih
- bukan penggembira
- menyukai rutinitas
- moody
- ngambekan

Solusinya adalah "Jangan persulit sifat dan karakternya dengan menerapkan banyak larangan dan aturan". Jadi beberapa hal yang dapat diarahkan pada Razka adalah:
- ikuti ritual rutinitasnya, meski tidak harus selalu tepat
- perbanyak kegiatan fisik agar energinya dapat terarah pada kegiatan positif
- jangan terlalu banyak larangan namun tetap perlu pengawasan ketat
- rangsang kemampuan verbalnya dengan banyak mengajak bicara
- ciptakan suasana yang kondusif bagi kosakatanya
- lebih sering memperdengarkan musik, meski tidak harus didengar secara khusus, atau bisa juga jadikan musik sebagai background kaktivitasnya sehari-hari

Ada beberapa hal lain yang disampaikan oleh Ibu Sinto dan sudah saya terapkan dalam keseharian Razka, paling tidak perbincangan ini cukup menenangkan hati bunda, dan melanjutkan apa yang sudah ada serta menerapkan kebiasaan baru.

Semoga Razka cepat bicara ya... agar bunda dapat lebih mengerti apa yang diinginkanmu Nak...

Luv you my 'gingy' ginger cookie