Kamis, 05 November 2009

Ada apa dengan Razka 2

2 hari yang lalu Razka belum juga tidur sampai pukul 22.30 WIB. Padahal bunda sudah sangat lelah dan mengantuk. Minta susu gak diminum. Ganti minta air putih, cuma dihisap-hisap aja dot-nya. Minta disetelin TV gak ditonton, malah minta diganti-ganti channelnya. Glebakan sambil nggriyeng. Rewel banget. Urghhhh....

Meski mata mas Razka sudah 5 watt, masih aja sempet ngusilin bundanya. Hidung bunda dipencet-pencet. Tangan bunda digigit. "Wadaooowww, sakit" bunda serius lho. Bunda coba kasih tahu baik-baik, eh malah tambah menjadi-jadi. Ketika nada suara bunda meninggi, Razka menangis. Bunda merasa bersalah dan coba menghibur Razka. Tangisan Razka semakin keras, sampai bunda kehabisan akal. Cara terakhir: diam, usap-usap punggung Razka, sambil bersenandung lirih. Baru bunda melantunkan satu bait lagu pengantar tidur, tiba-tiba "hwaaaaa...." pecah tangis Razka makin keras.

Jadi ingat posting bunda tanggal 5 Oktober 2009 lalu, bahwa Razka menitikan air mata perlahan ketika mendengar bunda bersenandung. Eeehhhh sekarang malah mboar-mboar.... :C

Ada apa tho nak dengan suara bunda?

Ok kalau sudah siap mendengar lagu pengantar tidur, please let me know ya nak...

'Elmira' the pet lover

Di bawah ini adalah diskusi yang sedang marak dalam milis yang bunda ikuti nak... dan ternyata bunda alami juga.... :)

Setuju dengan Mbak Retno dan bundanya Sulthan.
Saya belum berani pelihara hewan, meski Razka [2 thn 3 bln] menunjukkan tanda-tanda "menyukai binatang" ;p.

Ketakutan saya terbukti karena Kelinci yang dibelikan omanya mati dalam hitungan hari. Alih-alih disayang-sayang eh malah kecekik. Kelinci kejang sesaat disusul kematiannya yang mengenaskan. Anak ayam yang dibeli sepupunya di sekolah juga mengalami nasib yang sama. Sayang... sayang... weik ciap ciap ciap lama-lama bunyinya makin lirih dan napas berhenti. Kucing persia milik Eyangnya selalu jadi sasaran untuk dikejar dan ditarik-tarik ekornya, wadaoooww... Dibawain kura-kura brazil sama ayahnya, digrujuk air banyak banget sampai tuh kura-kura kelelahan berenang. Untung gak berani pegang kura-kura jadi hewan ini lolos dari cengkeraman Razka :D

Bulan lalu Razka merengek-rengek beli ikan. Sang Oma nan baik hati mengabulkan permintaan cucunya dan membuatkan aquarium. Ikan baru datang sudah diobok-obok. Mati satu karena stress. Sekarang dia ngemis-ngemis dan minta ikannya dibuang, diganti dengan yang baru. Gak tanggung-tanggung IKAN HIU. Halah... gubrakkk. Saya ganti dengan VCD travel and living dan discovery channel mengenai ikan dan sea world saja hehehe...

Bener-bener 'Elmira' deh.... Mungkin ada baiknya menunggu si kecil mengerti merawat dan memelihara hewan ya... Meski ada sebagian batita yang sudah mengerti bahwa hewan adalah makhluk hidup yang dapat merasakan sakit dan sedih seperti manusia.

Saya lihat di b***tv, batita pada sayang banget sama hewan-hewan peliharaannya meski cuma seekor ulat kecil. Apa karena situasi kondisi masyarakat kita juga yang memang tidak biasa memperlakukan hewan sebagaimana mestinya?. Dalam masyarakat kita berlaku "lebih baik sayang ama anak orang daripada sayang ama binatang". Lihat kucing ditendang, lihat anjing ditimpuk, lihat ayam bawaannya pengen motong. Beda dengan perilaku masyarakat barat yang banyak merelakan tidak memiliki anak tapi menyayangi hewan peliharaannya seperti anak sendiri. Menyandingkan anak dan hewan peliharaannya hampir sejajar. (???!!)

Saya menyimpulkan bahwa perilaku anak kita juga banyak dipengaruhi oleh paradigma yang berlaku dimasyarakat dimana si kecil tumbuh dan berkembang. Meski bukan berarti kita sebagai orang tua mengajari secara langsung untuk berlaku jahat pada hewan. Tapi ini lebih pada lingkungan tinggal serta kebiasaan yang berlaku di masyarakat sekitar.

Sabar... sabar bukan berarti si kecil punya niat jahat khan....

Bunda yakin seiring waktu Razka akan tumbuh menjadi laki-laki penyayang, bukan berarti mengumbar rasa sayang yang dapat menyakiti orang lain lho :) [u will learn and know it son]