Rabu, 07 Oktober 2009

GTM

Masalah GTM alias Gerakan Tutup Mulut anak bila disuapi, sudah menjadi masalah global para ibu. Hanya sedikit prosentase ibu yang mulus bahkan tidak melalui tahapan ini sama sekali. Bersyukurlah....

Para ibu pusing tujuh keliling. dari puter otak membuat variasi menu sampai pada memberikan alternatif asupan gizi bagi anaknya. Saya pun tak luput dari permalahan ini.

Razka [2th 2bln] juga sedang mengalami masalah makan. Dalam sekali waktu makan bisa 2-3 kali ganti menu lho... Nyuil ini sedikit, lahap itu sedikit. Dan kalau sudah 'ngarani' gak bisa ditawar.

Tiba-tiba dia minta Ko alias donat J**o atau Di alias Burger Ikan Mc*. Sebenarnya saya bertahan untuk tidak memberikan junk food. Semua menu junk food saya tiru di rumah agar kualitasnya lebih terkontrol dan baik. Tapi dia emoh tuh, sampai saya akali dengan bungkus aslinya lho... hehehe dia tau tuh... Herannya lagi untuk urusan bertahan tidak membuka mulut, anak-anak ini punya energi lebih, sehingga tuh mulut terkunci rapat meski dirayu dengan berbagai cara.

Kalau lagi mau nasi, sehari cuma nasi doang.
Kalau lagi mau lauk, ya lauk doang.
Kalau lagi gak mau apa-apa ya cuma susu doang.
Jangan-jangan Razka lagi ikut food combining yach...?!!! :p
Lucunya kalau di 'toddler class'nya Razka lahap menyantap biskuit yang diberikan, bahkan minta tambah. "More please..." katanya. *Arghhh* emaknya mumet.

Tapi kok ya... berat badannya naik terus tuh dan [InsyaAllah] akhir-akhir ini jarang sakit, malah tambah ceria. Akhirnya saya --sekalipun tidak 100%-- nyerah deh. Saya tidak lagi memaksakan Razka harus makan, saya tawarkan berbagai pilihan dan saya tetap mengajarkannya kedisplinan, bahwa apa yang dipilih ya harus dihabiskan. Alhamdulillah --sampai saat ini-- Razka mau diajak konsekuen [emang anak 2 tahun ngerti konsekuensi ya?].

Saya pun berusaha berdamai dengan pola makan Razka, tapi tetep puter otak untuk menyiapkan menu-menu yang menurut saya enak dan baik, meski belum tentu dimakan Razka :p yah... dinikmati aja... itung-itung belajar masak.


Sepertinya saya juga perlu food combining nih....

Senin, 05 Oktober 2009

Dua...

Setiap pagi Razka "sekolah" di rumah oma. Dan setiap hari pula, Razka klayu. Akhirnya dengan segala upaya membujuk, terjadilah perbincangan antara Razka dan oma-nya.

Oma nyelimur: Razka sini deh, oma punya burung dara. Coba lihat ada berapa?

Razka, sambil tetap sesenggukan: Dua

Oma: Duuh... Razka sudah pintar berhitung ya... Sekarang coba hitung balonnya ada berapa?

Razka, sudah gak mewek lagi: Dua!!!

Oma: *glek* balon empat kok dibilang dua :p


*nyengir*

Ada apa dengan Razka...

Semalam, seperti biasa kami --bunda, ayah dan Razka-- menghabiskan waktu di kamar, sekalian 'ngeloni'. Kelihatannya Razka juga sudah sangat mengantuk, matanya sudah 5 watt nih. Razka mulai mengambil botol minumnya, ngedot, sambil bermanja-manja di pelukan bunda.

Melihat gelagat Razka yang sudah 'stone', bunda berinisiatif mempercepat Razka terpejam dengan menyenandungkan lagu pengantar tidur.

"Razka bobo, o oh Razka bobo... Kalau tidak bobo digigit nyamuk...
Bobolah bobo Razka anakku sayang...
Kalau tidak bobo digigit nyamuk..."

Begitu lirik yang bunda nyanyikan dengan lirih. Bunda melirik sejenak ke arah mata Razka, sepertinya sudah 'merem' nih. Tapi gak lama kemudian bunda melihat Razka seperti menahan tangis, air mata merembes perlahan dari kelopak mungilnya. Istilahnya mbrebes mili. Ayah bunda terhenyak kaget, karena tadi Razka ceria sekali. Bunda sontak membangunkan Razka.

"Razka kenapa? Sakit ya nak? mana yang sakit" pertanyaan panik beruntun keluar dari mulut bunda. Ayah juga seketika memegang telapak tangan dan kakinya. "Kita ke UGD aja yukkkk" kata ayah spanning. Tapi secara mengejutkan juga Razka hanya menatap dan memegang pipi bunda sambil tersenyum tanpa berkata-kata. Duuuh... makin senewen deh...

Gak lama kemudian Razka sudah 'glebakan' lagi dan minta susu. Razka pun asik minum susu dari botolnya. Bunda pun memanfaatkan waktu tersebut untuk segera menidurkan Razka, kembali bunda melantunkan lagu Nina Bobo sambil memejamkan mata. Ketika mata bunda terbuka, eeehhhh bunda melihat mata Razka sebam menahan air mata. Mulutnya pun mimblik-mimblik menahan tangis. MasyaAllah.... kenapa nak? Lagu ini terlalu 'mellow' ya? bunda berhenti bersenandung, sambil dalam hati bertanya-tanya ada apa gerangan dengan permata hati bunda ini.

Akhirnya bunda berinisiatif mengganti lagu dengan lagu lain yang berirama lebih ceria "twinkle-twinkle little star". Kelar lagu "twinkle..", bunda bertanya ke ayah apakah Razka sudah tertidur, kebetulan posisi tidur Razka sedikit membelakangi bunda sehingga gak terlihat matanya. Jawaban ayah cukup mengejutkan "Sudah deh gak usah nyanyi lagi bun... Hidung dan mata Razka mulai kemerahan, mau mewek tuh...."

Duuuhh nak... maaf bukan maksud bunda membuat Razka sedih. Tapi kenapa ya? apa yang salah? lagunya menyedihkan? suara bunda yang gak enak didengar? atau apa ya...?

Tiba-tiba pikiran bunda melayang pada setahun yang lalu ketika Razka berusia setahun dan sama sekali belum bisa ngomong. Razka teriak dan memukul mulut bunda setiap bunda menyenandungkan lagu pengantar tidur 'nina bobok' atau 'twinkle-twinkle'. Sejak itu bunda gak pernah lagi bersenandung, karena bunda pikir Razka gak suka ada suara ketika mau tidur. Kali ini Razka gak marah dan meminta bunda diam. Tapi Razka menitikkan air mata...


Ada apa dengan Razka?
Apa kita perlu ngobrol lagi dengan psikolog ya?