Jumat, 18 Juni 2010

Nobar: Oceans


Sabtu, 12 Juni lalu, bunda memenuhi janji mengajak Razka nonton film Oceans di XXI Plaza Senayan. Ini akan menjadi pengalaman pertama Razka nonton di bioskop, dengan film berdurasi 90 menit. Duh..... bundanya deg-deg an lho.... takut di pertengahan film nanti Razka minta keluar atau dia tidak nyaman dengan suasana bioskop yang gelap. Maklum Razka agak susah beradaptasi dengan lingkungan baru. Apalagi kami hanya berdua, tanpa ayah yang masih ikut seminar.

Masuk ruangan 10 menit sebelum acara dimulai, dag dig dug bunda dimulai, takut Razka keburu bosan. Filler film dan iklan yang ditayangkan serta satu kemasan popcorn dapat mengalihkannya dari rasa bosan. Tepat 12.45 film dimulai, DREEEENGGGG.... audio pembuka yang keras cukup mengejutkan. Duh.... bunda harus bisa menciptakan suasana menyenangkan nih, berusaha cerita ini itu agar perhatiannya tidak terfokus ke suara yang cukup memekakkan telinga dan membuat ruangan bergetar.

Debur ombak, pesona batu cadas serta seekor Iguana yang asik menyelam ternyata membuat Razka terpesona, apalagi diikuti atraksi ratusan lumba-lumba berakrobat di udara. Wow cantik nian.... Dari arah dasar laut ribuan ikan Sarden melenggok ke kanan ke kiri, berputar ke atas dan bawah, serta ratusan burung camar yang menukik bagai anak panah melesat tepat ke arah kerumunan ikan kecil berada. Subhanallah ini bukti bahwa Allah Maha Adil telah menjamin semua makhluk di alam semesta ini untuk mendapatkan rizkinya.

Bunda melirik ke arah Razka dengan sesekali menceritakan apa yang dilakukan makhluk dasar laut tersebut. Dia benar-benar takjub dan menanyakan setiap hal yang tidak diketahui bahkan komentarnya tak henti-henti. Beruntung di sebelah kami duduk seorang anak laki berusia sekitar 5 tahun yang cukup mahfum dengan nama-nama hewan tersebut. Sehingga setiap pertanyaan Razka yang tak bisa bunda jawab, dengan sukarela dijawab dengan lantang oleh --sebut saja-- si kakak di sebelah hehehe thanks kakak.

Film bergulir dan mulai masuk ke menit 60, Razka masih tekun memperhatikan setiap detik kemunculan fauna laut lainnya. Tidak saja menyorot kekayaan dan keindahan ikan-ikan kecil, namun kesabaran sang cameraman mampu merekam sisi lain dari hewan-hewan ini sehingga menampilkan angle-angle lucu dari polah tingkah para kepiting, udang, ubur-ubur, menjadikannya suguhan dokumenter yang humoris. Razka semakin terpesona ketika hadir sekawanan mamalia laut raksasa seperti paus biru, paus sperm, paus humpback dan paus orca, meski berbadan bongsor tapi paus-paus ini melenggang lembut dan anggun bak penari balet. Razka juga turut prihatin ketika sang orca melahap anjing laut kecil. "Bundaan edih, ayahan edih" maksudnya bunda dan ayahnya anjing laut sedih karena anaknya dimakan paus hitam oka --sebutan Razka untuk si Orca-- Meski menggambarkan tentang kekerasan hidup di dasar laut, namun dikemas dengan cara yang tidak vulgar. Benar-benar mengedukasi pemirsanya.

Selama film berlangsung, bunda pun terus menjaga "mood" Razka agar dapat menikmati jalannya cerita dengan baik. Alhamdulillah, Razka dapat melalui 90 menit tanpa keluhan maupun rengekan mengganggu lainnya. Seperti yang terjadi pada beberapa anak lain yang duduk di belakang kami. Meski diseling permintaan susu d*n*o* hangat, *teuteup buka gembolan berisi bekal termos dan botol susu* tapi tidak mengurangi keasikannya menyaksikan tayangan 90 menit ini.
Film ini tidak saja menyuguhkan kehidupan dasar laut namun juga bagaimana tangan kejam manusia dapat memusnahkan kehadiran hewan langka ini dari muka bumi. begitu juga memberikan kesadaran kepada manusia bagaimana sang predator dan mangsanya hidup berdampingan di dasar laut yang luas dan penuh misteri. Film ditutup dengan aksi sekawanan penyu betina mengarah ke pantai untuk bertelur. What a cute little turtle.

Hmm di usianya yang belum genap 3 tahun, maka pengalaman ini membuat bunda terharu sekaligus bangga. Jarang ada anak seusianya yang mau dan mampu dengan seksama menyaksikan film dokumenter. Terutama karena Razka sangat mengagumi makhluk ciptaan Allah ini. Diam-diam bunda berharap agar Razka tumbuh menjadi laki-laki yang tangguh, mencintai alam semesta, dan menghormati serta santun terhadap sesama. Semoga film ini akan menggugah Razka untuk terus mencintai dan menjaga kelestarian alam, juga terus menerus mengagungkan Sang Pencipta. Amiin.


Hingga hari ini Razka dengan bangga membagi cerita ini kepada siapa saja yang ditemuinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar